Peneliti Lembaga Intelijen Profesional di Dunia Sebut Fahri dan Fadli Terbawa Nuansa Orba

34

JAKARTA (Bisnis Jakarta) – Pernyataan Fahri Hamzah dan Fadli Zon yang menyebutkan Badan Intelijen Negara (BIN) tak seharusnya punya juru bicara karena tak boleh bicara ke publik menuai tanggapan. Peneliti intelijen Ridlwan Habib menilai komentar politisi tersebut kurang tepat dengan menyebutkan kedua politisi tersebut masih terbawa nuansa intelijen di era Orde Baru yang kesannya misterius dan tertutup.

“Padahal, dalam disiplin ilmu intelijen modern, justru lembaga lembaga intelijen  profesional di seluruh dunia punya juru bicara. CIA, misalnya, punya  juru bicara , seorang wanita, namanya Nicole de Hay,” tutur alumni S2 Kajian Stratejik Intelijen Universitas Indonesia itu dalam keterangan tertulisnya di Jakarta Minggu (11/10).

Selain CIA, lembaga intelijen Inggris di bidang signal intelijen GCHQ juga punya juru bicara. Bahkan GCHQ Inggris punya akun Twitter, dan ada juru bicara, yang bernama Andrew Pike. Fungsi juru bicara menurutnya juga ada di lembaga intelijen Australia yakni Australia Security Intelligence Organization atau ASIO. “Bahkan mereka membuat pers briefing secara rutin, ” katanya.

Baca Juga :   Keberadaan Anjing Liar di Depok Dinilai Mulai Mengganggu Warga

Fungsi juru bicara lembaga intelijen bukan membongkar misi rahasia. Melainkan memberikan penjelasan kepada publik tentang berbagai isu. “Fungsi intelijen  melapor pada Presiden tetap berjalan, di sisi lain masyarakat mendapatkan informasi yang akurat, ” kata Ridlwan.

CIA bahkan melakukan rekrutmen online karena pandemi corona. Selain itu CIA juga punya saluran YouTube yang mudah diakses warga. Bahkan mereka punya situs CIA for Kids untuk anak-anak usia sekolah dasar. “Lembaga intelijen kita perlu belajar dari lembaga lain di seluruh dunia agar makin modern dan profesional, ” katanya.

Sebelumnya, Fahri dan Fadli mengkritik Juru Bicara BIN Wawan Purwanto yang dalam sebuah wawancara menyebutkan bahwa pihak intelijen sudah mendapatkan identitas aktor yang mensponsori dan memobilisasi demonstrasi penolakan terhadap Undang Undang Cipta Kerja. Seharusnya informasi intelijen tidak boleh disiarkan kepada publik, kata Fahri lewat media sosial. (rah)