Yogyakarta Internasional Airport (YIA) diharapkan mampu mendongkrak jumlah wisman ke destinasi super prioritas Borobudur hingga mencapai satu juta orang. "Target 1 juta wisman ini gampang, karena demand ke Yogyakarta dan Borobudur yang sudah sangat tinggi. Sebagai gambaran, Bandara Adi Sucipto Jogja memiliki kapasitas 1,8 juta penumpang pertahun, namun saat ini melayani lebih dari 8,4 juta penumpang,” kata Menpar Arief Yahya saat Focus Group Discussion (FGD) ‘Meraih 1 Juta Wisman ke Borobudur melalui Pengembangan Aksesibilitas Bandara Yogyakarta International Airport (YIA)’ di Terminal Bandara YIA, Rabu (18/9).
Menurut Menpar, target 1 juta wisatawan tersebut baru setengah yang ditargetkan Kementerian Pariwisata sebesar 2 juta wisman.
Menpar berharap, kehadiran YIA akan menjadi satu-satunya bandara di Indonesia yang tidak memiliki pembatasan dalam lapangan atau restriksi karena dapat didarati pesawat terberat dan terbesar. Sehingga bisa menerima penerbangan long haul dengan pesawat paling besar.
Bandara juga bisa didarati oleh pesawat berbadan lebar seperti Boeing 777 atau Airbus 380 dengan kapasitas penuh. PCN atau lapisan landasan untuk landing dan take off lebih kuat dari Bandara Soekarno Hatta. Panjang landasannya juga sudah 3.250 meter dengan lebar 50 meter, lebih panjang dari Bandara Ngurah Rai Bali.
Khusus untuk Bandara YIA, Kemenpar akan mengalokasikan anggaran sebesar 5 juta miliar dolar AS, bagi pengembangan pemasaran pariwisata, dengan perhitungan target sebesar jumlah 1 juta wisman dikalikan biaya promosi perwisman 5 dolar AS, sehingga totalnya 5 juta dolar AS atau sekitar Rp70 miliar.
Untuk Pengembangan SDM dan Kelembagaan di daerah sekitar Borobudur, Yogyakarta, dan Jawa Tengah, Kemenpar telah menganggarkan sebanyak Rp15,1 miliar untuk pelatihan, sertifikasi dan dukungan bagi pengembangan SDM, masyarakat, dan industri.
Untuk itu, Pemerintah Provinsi DIY dan Jawa Tengah, Pemerintah Kabupaten Kulon Progo, Purworejo, Magelang, dan sekitarnya diharapkan dapat memanfaatkan momentum dan mengusulkan dukungan anggaran untuk daerahnya. “Pemda harus aktif, karena ini adalah untuk kemajuan daerahnya sendiri,” kata Menpar.
Direktur Utama Angkasa Pura I Faik Fahmi menjelaskan, untuk menarik minat maskapai membuka rute dari dan menuju YIA, Angkasa Pura I menyediakan beberapa program insentif. Di antaranya adalah pembebasan biaya pendaratan (landing fee) selama 3 bulan pertama, pembebasan landing fee sebesar 50 persen untuk tiga bulan berikutnya, serta program pembebasan biaya promosi dan biaya inagurasi maskapai di bandara selama satu bulan penuh. "Kami optimistis dengan sinergi yang baik dari berbagai pihak khususnya pemerintah pusat, pemerintah provinsi, maskapai, dan didukung oleh aksesibilitas yang memadai, YIA akan mampu menjadi pintu gerbang internasional bagi kedatangan 1 juta wisman menuju destinasi unggulan Borobudur," kata Faik. (son)