SOLO (Bisnis Jakarta) – Bank Indonesia (BI) menyatakan masih banyak pelaku usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) belum maksimal dalam menggunakan internet untuk memperluas pangsa pasarnya. “Berdasarkan data tahun 2015, dari total jumlah UMKM sebanyak 57,9 juta di seluruh Indonesia, hanya 9 persen yang serius menggunakan internet untuk menjual produknya,” kata Asisten Gubernur Bank Indonesia Dyah Nastiti Makhijani pada seminar bertajuk “Mendorong Ekonomi Lokal Melek Digital” di Kantor BI Solo, Selasa.

Menurut dia, saat ini dunia berada pada era revolusi digital, yang artinya aktivitas dan layanan digital telah menyentuh seluruh lini. “Meluasnya berbagai aktivitas berbasis digital tersebut telah menciptakan tantangan sekaligus peluang pengembangan bisnis bagi seluruh pelaku UMKM. Namun, melihat persentase jumlah UMKM yang melek teknologi artinya pola pikir UMKM belum selaras dengan perkembangan teknologi yang ada,” katanya.

Padahal, katanya, keterlibatan UMKM secara digital menjadi salah satu upaya mendorong pencapaian target pertumbuhan ekonomi sebanyak 7 persen di tahun 2025. Oleh karena itu, pihaknya merasa perlu untuk mendorong UMKM agar “go digital”. Menurut dia, Bank Indonesia berupaya penuh mendorong dan mengapresiasi langkah pemerintah dalam “roadmap e-commerce” Indonesia.

Baca Juga :   Relawan Kembali Ungsikan 25 Warga Sekitar Gunung Agung

“Salah satu program kami adalah menciptakan 6 juta UMKM ‘go digital’ dengan potensi ekonomi sebesar 130 miliar dolar Amerika Serikat. Jika terwujud, maka jumlah UMKM yang berkemampuan e-commerce akan meningkat dari 8 persen menjadi 10-12 persen dan mendorong tambahan 12 persen kontribusi UMKM kepada PDB tahun 2020,” katanya.

Menurut dia, saat ini UMKM hanya memberikan kontribusi kepada PDB 55,6 persen. Pada kesempatan yang sama, Kepala Kantor Perwakilan BI Solo Bandoe Widiarto mengatakan untuk mempermudah UMKM agar segera go digital, BI berupaya mengenalkan financial technology (fintech).

Menurut dia, penerapan fintech khususnya kepada pelaku UMKM untuk mempermudah pelaku usaha UMKM dalam pembayaran yang lebih efisien. “Ini tidak bisa diterapkan secara langsung tetapi harus perlahan-lahan. Harapan kami mereka bisa berkembang melalui penjualan online,” katanya. (grd/ant)